Cinta 24 jam
Malam
ini aku duduk diam didepan rumah. Aku ingat kejadian seminggu yang lalu. Dimana
aku sendiri nggak ngerti dan nggak percaya sama semua ini. Bagiku ini aneh dan
sulit dicerna oleh pikiranku. Siang itu Angga datang kerumahku secara
tiba-tiba.
“ permisi... “
Aku yang tadinya lagi nonton tivi tiba-tiba beranjak keluar. Dan yang aku lihat
adalah Angga??
“ eeehh... iya Ngga... ada apa??? “
“ boleh nggak aku masuk?? “
“ oh... iya silahkan masuk... hehe maaf ya rumahnya jelek.. “
“ nggak apa-apa kok Fit.. gue kesini tadi mampir habis pulang dari rumah nenek..
hehe nggak ganggukan gue?? “
“ aaahh... loe ini biasa aja, semua temenku juga boleh kok maen kesini..!! “
Sejenak kami saling diam terpaku dalam pikiran masing-masing. Kami nggak tahu
harus saling bicara apa dan membahas topik apa. Sekian menit berlalu aku bosen
masak sepi begini. Akhinya aku memulai pembicaraan kami.
“ eh, tadi loe ngapaen kerumah nenek loe?? “
“ biasa kok Fit cuman berkunjung.. ada titipan dari orangtua buat nenek jadi
kesana deh “
“ hehe... nggak ajak-ajak loe “
“ hehe.. gue pikir kau sibuk “
aku hanya tersenyum kecil mendengar jawaban si Angga. Kita tenggelam dalam
keasyikkan handphone masing-masing. Aku nggak mau mulai pembicaraan lagi. Masak
cewek terus yang mulai topik pembicaraan.
“ Fit.... “
“ iya apa Ngga?? “
“ gue mau ngomong sama loe tapi jangan kaget ea?? Ataupun marah “
“ eee... iya apaan Ngga?? “
“ AKU SUKA SAMA KAMU....... dari awal kita ketemu dirumah Indah dulu “
“ hahaha..... apaan sih loe Ngga, nggak lucu tauk bercandanya. Apa cobak yang
loe suka dari gue?? “
“ sumpah Fit gue suka sama loe. Gue cinta pandangan pertama sama loe.... “
“ loe serius sama ucapan loe?? “
“ serius... dua rius malahan Fit. Tenang aja aku nggak maksa loe jawab
sekarang!! Gue bakal nunggu jawaban loe besok “
Aku hanya terdiam dalam pikiranku yang bingung bercampur-campur kayak es
campur. Diapun pamit pulang dan menatapku lekat-lekat. Menandakan dia berharap
banget aku bilang IYA besok.
***
Sore
harinya dia sms aku menanyakan apa aku sudah ada jawaban soal pernyataan
cintanya. Sebenarnya aku sudah anggap dia sahabat sendiri. Aku juga nggak
nyangka dia bakal suka sama aku. Sejak pandangan pertama lagi. Malamnya dia
telepon awalnya aku nggak angkat aku masih ragu harus bicara apa. Tiga kali dia
telepon akhirnya aku angkat juga.
“ halloo.... “
“ hy Fit... malam?? Maaf ya aku ganggu ya?? “
“ eeeee.... enggak kok, maaf tadi aku masih belajar “
“ iyaa... aku tahu kok, eh gimana jawabannya masalah tadi sore?? “
“ katanya besok jawabannya ?? “
“ hehehe... penasaran aja Fit mungkin aja loe udah nemuin jawabannya. Kalo sekarang
ada jawabannya kan nggak apa lebih cepat lebih baik.....”
“ hemmmm... iya aku mau jadi pacarmu “
“ apa... apa... apa Fit nggak denger suaranya kecil banget “
“ AKU MAU JADI PACARMU “
aku teriak buat mantepin perkataanku. Tepat jam 21.00 aku nerima cintanya. Sampai
kita ngobrol sampai malam dan kami terlelap dalam mimpi-mimpi indah kita
masing-masing.
***
Paginya
aku bingung apa bener keputusanku buat nerima cinta dia. Waktu keluar rumah aku
kaget ternyata Angga udah ada didepan rumah. Akhinya kita berangkat bareng
kesekolah. Bukan hal pertama aku berangkat bareng sama dia. So... nggak ada
yang tahu kalo status kita sekarang pacaran. Kita emang nggak sekelas tapi kita
sering nongkrong bareng-bareng dikantin waktu jam istirahat. Tapi sekarang aku
beda, yang biasanya biasa seru-seruan sama teman-teman dan Angga. Sekarang agak
kikuk kalo diinget status kita ini pacaran bukan sahabat lagi. Pelajar satu
persatu aku lewati dengan sedikit melamun. Aku merasa aku lebih seneng
bersahabat dari pada status pacaran. Bel pulang pun berbunyi, saat aku keluar
didepan kelas Angga sudah menanti untuk mengajakku jalan-jalan cari makan.
Sepanjang
perjalan aku mencoba menunjukkan aku seneng jalan-jalan bersama dia. Tetapi pikiranku
nggak pada apa yang aku lakuin. Kita berjalan-jalan nyari makan, baju, sampai
sore dan akhirnya kita pulang. Dia melihatkan seberapa sayangnya dia sama aku
hari itu. Tapi hatiku nggak pernah ada buat dia. Aku cuman menganggap semua itu
jalan-jalan antara sahabat bukan pacaran. Sesampainya aku dirumah aku langsung
kekamar. Aku bicara pada diriku sendiri didepan kaca.
Fitri please... Kamu
nggak pernah rasain sayang kedia, ngapain kamu ngasih harapan palsu sama dia. Hal
itu hanya akan membuat dia sakit hati dan kamu bakal dibenci sama dia. Kamu harus
jujur sama dia tentang perasaanmu yang nggak pernah kedia. Kamu sayang dia
hanya sebatas sahabat nggak lebih dari itu.
***
Malam
itu aku memberanikan diri buat telepon dia. Karena sejak pulang sekolah telepon
dan smsnya nggak pernah aku tanggapi. Dengan hati sedikit ragu tapi aku harus
jujur sama dia. Buat apa pacaran kalo hatiku bukan kepadanya. Buat apa ngasih
harapan palsu kedia. Ok, aku pun memencet nomer dia dan mencoba ungkapi semua
apa yang aku rasain.
“
hallow sayang....”
“ eeehhh... hallooww,, maaf tadi aku tidur dan ngerjain PR jadi nggak bisa
angkat telepon dan bales sms kamu... “
“ eh iya nggak apa kok, sebenarnya aku pengen bicara sesuatu sama kamu.... “
“ aku juga pengen bicara sesuatu sama kamu, hemmm.... kamu mau bicara apa?? “
“ kamu duluan ajah yang bicara....!!! “
Ok, ini saatnya kamu
bicara Fit. Jangan takut jangan ragu, kejujuran itu lebih penting walau dia
akan benci kamu. Memilih dibenci dengan kejujuran dari pacar kebohongan.
“
aku... sebenernya... aku... “
“ kenapa sayang ?? kamu kenapa?? “
“ aku sebenernya nggak pernah mencintaimu. Aku menerimamu kemaren hanya karena
aku takut kamu marah sama kamu. Aku menerimamu bukan dari hati. Malam ini aku
jujur supaya kamu tau bahwa aku sebernya nggak sayang kamu. Maafin aku aku
pasti buat kamu kecewa dan membenciku. Tapi aku jujur sma kamu sekarang dari
pada aku harus jujur disaat kamu semakin berharap lebih padaku. Aku mintak
maaf..... “
“
hahaha.... kenapa kita sama-sama punya pemikiran itu ya “
“
maksutnya apa? “
“ sebenernya aku juga mau bilang, ternyata sayangku kekamu bukan karena ingin
menjadi pacar. Aku pikir-pikir setelah pulang nganterin kamu tadi rasanya aku
nggak ngerasain sayang pacar kekamu tapi sayang kesahabat aku. Aku juga
sebenernya kaget sama ucapanmu tadi tapi bener katamu.... kita bisanya hanya
jadi sahabat bukan pacar “
“ so.... “
“ kita sahabatan aja ya?? Aku pikir buat apa kita pacaran kalo nggak karena
cinta dan hati. Buat apa bohongi diri kita sendiri buat membahagiakan orang
lain. Sahabat / pacaran bagi kita sama sajakan? Kita juga masih bisa deket satu
sama lainnya. Iya nggak........... “
“ iya.. jadi kita sahabatan ?? “
“ IYA KITA SAHABATAN SAYANG... hahaha “
Malam ini aku dan Angga mutusin buat jadi sahabat selamanya nggak harus ada
ikatan pacar kan buat kita biar bisa saling melengkapi? Tepat jam 21.00 kita
sepakat putus, bagiku cinta 24 jam ini lucu dan bisa jadi cerita kita kelak
nanti. Aku rasa sayang sahabat melebihi sayang sebagai pacar. Kamipun teleponan
samapai larut malam dan akhirnya kita tidur tanpa ada perasaan bersalah satu
sama lain.
“ AND ”